Kamis, 12 Juni 2008

Ya udahlah...

Mungkin kata-kata itu terdengar klise ya. Seenggaknya, bagi saya iya banget! Dalam sehari (terutatama hari-hari sibuk, seperti hari sekolah) saya sering banget bilang begitu, sebagai tanda end of the conversation atau end of discussion, yang sebenarnya tidak menghasilkan solusi. Hahaha...
Contohnya nih, waktu teman SMP saya cerita tentang teman SMP yang lain. Teman 1 mengeluhkan tentang perilaku teman 2 yang sok tau, sok gaul, sok eksis, dan sok-sok lainnya. Teman 1 saya sepertinya udah kesal sekali sampai akhirnya dia bilang, "Udahlah, lo labrak aja orang sok tau begitu!" Waduh, dikiranya saya tukang jagal ya? Untung ngomongnya via MSN jadi dia tidak bisa liat muke saya yang udah senyum-senyum sendiri. Terus, dia bilang lagi. "Mau diapain nih?" Wah, tawuran! Dan saya bilang. "Hemm.. Ya udahlah ya. Gue nggak satu sekolah ini deh. Hahahaha. Paling kalo kita kumpul-kumpul nggak usah diajak aja..."
Kata-kata ya udahlah ya saya itu mencerminkan kecuekan saya akan satu hal. Satu hal yang pada dasarnya nggak bisa diapa-apain lagi. Kayak kasus teman 2 saya yang diatas tadi. Sebenernya dari jaman masih pakai seragam putih-biru saya emang udah kesel sama dia. Anaknya memang sombong dan sok tau, dan saya pernah bilang secara terang-terangan ke dia kalo saya nggak suka sama dia (iya, saya memang preman). Tapi ya gitu, ternyata si tersangka nggak merasa bersalah dan cuek-cuek aja tuh. Jadi ngapain juga coba kalau kita repot-repot kesel sama orang sementara orang yang dikeselin ya tetep ngeselin! Maksudnya, seperti teman 2 saya itu, udah dibilangin juga masih ngeselin. Apalagi kalau saya diemin. Bisa merajalela dia. Beruntunglah saya (dan juga dia), kami terpisah sekolah. Karena saya tau kalau kami satu sekolah jadinya saya pasti akan jadi seperti teman1, yang tiap ketemu temen lama kerjaannya uring-uringan terus. Jadi, Ya udahlaaaahhh...

Memang kadang-kadang ada hal-hal yang harus kita terima apa adanya. Karena memang sudah nggak bisa dirubah. Jadi, sebenarnya kadang-kadang kita harus menempatkan diri kita untuk mengikuti keadaan, go with the flow aja. Karena sebenarnya kitalah yang harus menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar, bukan keadaan yang harus menyesuaikan dengan kita.


Ada yang nggak paham maksud saya? Ya udahlah yaaaaa...... : )

Tidak ada komentar: